Mengenal Primbon Sunda Sebagai Kebudayaan
Rabu, 19 Desember 2018
Tulis Komentar
Primbon sunda atau paririmbon sunda adalah salah satu sistem ramalan yang dijadikan acuan oleh suku sunda untuk menentukan kecocokan jodoh, jenis usaha yang cocok, rezeki, serta watak dan karakter seseorang.
Dalam primbon sunda juga dikenal istilah kedutan anggota tubuh, arti datangnya haid bagi wanita berdasarkan hari dan tanggal, arti mimpi, arti gempa dan lainnya.
Masyarakat sunda percaya bahwa setiap siklus kehidupan manusia meliputi jam, hari, tanggal, bulan dan tahun mempunyai makna tersendiri. Semua siklus kehidupan tersebut mempunyai hitungan tersendiri dan setiap hasil dari perhitungan paririmbon sunda memiliki arti dan makna tertentu.
Kepercayaan masyarakat sunda akan hitungan dalam primbon bukan tanpa alasan. Ilmu hitung dalam primbon sunda diwariskan dari generasi ke generasi sampai saat ini penulis pun mewarisi primbon sunda dari almarhum sang kakek.
Bagi masyarakat sunda ketika akan melaksanakan suatu pagawean (kegiatan) bercocok tanam, hajatan (pesta perkawinan atau khitanan), membangun rumah harus didasarkan pada hitungan dengan cara bertanya kepada pupuhu atau kokolot.
Pupuhu atau kokolot adalah gelar untuk orang yang dianggap tua atau tokoh masyarakat yang mempunyai pengetahuan lebih baik dari orang sunda lainnya terutama masalah adat sunda.
Pupuhu atau kokolot juga merupakan pemangku adat yang dipercaya sebagai orang yang dapat membantu permasalahan masyarakat sunda sehingga ketika orang sunda akan melaksanakan suatu kegiatan selalu bertanya pada kokolot atau pupuhu.
Demi pemahaman yang lebih mendalam tentang primbon sunda maka penulis mencoba menggali lebih jauh lagi tentang sejarah suku sunda dan sejarah primbon sunda.
Suku sunda dikenal sebagai suku yang ramah dan senang bercanda, senang gotong royong dan membantu sesama. Suku sunda juga mempunyai sejarah yang panjang dari masa sebelum masehi sampai dengan sekarang.
Banyak yang tidak mengenal sejarah sunda secara utuh dan menyeluruh dikarenakan bukti-bukti yang mendukung eksistensi urang sunda di masa lampau masih minim.
Akan tetapi, jika kita menggali lebih dalam lagi tentang peninggalan suku sunda di masa lampau, banyak sekali bukti yang mendukung teori bahwa sunda adalah suku yang paling berbudaya di masa lampau.
Sebagai contoh tingginya budaya sunda adalah dengan ditemukannya situs purbakala gunung padang, situs purbakala citorek dan situs-situs purbakala lainnya yang tidak di ekspos seperti halnya yang ada di daerah penulis yang dikenal dengan HASTA KABAYAN.
Hasta kabayan adalah tumpukan batu megalitikum mirip seperti situs purbakala gunung padang dimana batu berbentuk segi empat (kotak) dengan tingkat presisi yang tinggi.
Perbedaan situs hasta kabayan dengan gunung padang adalah ada pada penempatan susunan batunya. Situs purbakala hasta kabayan dibuat memanjang seperti halnya kayu yang dibiarkan tergeletak dengan panjang kurang lebih 2 meter.
Situs purbakala hasta kabayan terletak di gunung cikarae desa pondokpanjang kecamatan cihara kabupaten lebak provinsi banten.
Selain situs purbakala hasta kabayan juga terdapat situs purbakala lainnya yaitu situs purbakala yang terletak di Citorek yang dikenal dengan nama situs Citorek.
Beberapa waktu lalu, salah satu teman penulis datang kesana dan mengabadikan momen di situs purbakala citorek.
Sejarah sunda dalam terminologi modern terbagi kedalam 3 masa yang disebut dengan Purwayuga dan 1 masa jaman kerajaan yang dimulai dari tahun 103 Masehi.
Definisi purwayuga dalam bahasa indonesia adalah jaman purba atau dalam bahasa sunda lainnya disebut jaman nirleka ( masa silam), yaitu:
Setelah melewati fase nirleka, maka sejarah sunda baru muncul dengan ditemukannnya beberapa menhir peninggalan jaman kerajaan sunda awal di dukuh Pulasari Pandeglang, Banten sebagaimana dimuat dalam Naskah Wangsakerta diantaranya Menhir Sanghiyang Dengdek, Sanghiyang Heuleut, Batu Goong, Batu Cihanjuran, Batu Lingga Banjar, Batu Parigi.
Kemudian pada tahun 132 Masehi muncullah kerajaan pertama di Nusantara yang disebut dengan Kerajaan Salakanagara sebagaimana Ptolemeus menyebutnya sebagai Negeri Perak yang dipimpin oleh Dewawarman yang merupakan menantu dari Aki Tirem penguasa Dukuh Pulasari.
Kerajaan salakanagara bertahan selama 232 tahun yaitu dari 130 Masehi sampai dengan 362 Masehi dan sebagai penggantinya adalah kerajaan tarumanagara.
Selain kerajaan tarumanagara, di tatar pasundan juga berdiri kerajaan-kerajaan lain yaitu kerajaan sunda, kerajaan galuh, kerajaan pakuwan, kerajaan sumedang larang, kerajaan pajajaran dan kerajaan banten surosowan.
Ada yang menarik perhatian penulis disini dari kerajaan-kerajaan yang pernah ada di tatar pasundan diatas yaitu kerajaan sunda. Bukti kerajaan sunda adalah ditemukannya Prasasti Sanghyang Tapak di cicatih Sukabumi.
Prasasti ini berisi larangan tentang menangkap ikan di sungai Cicatih dan berisi mantera pada prasasti ke-4 akan tetapi tidak dipublikasikan ke publik.
Sejarawan hanya menterjemahkan 3 prasasti pertama dan satu prasati lainnya tidak dipublikasikan sebagaimana bukti sejarah pada umumnya.
Prasati dengan Kode D 73 (Cicatih), D 96, D 97, dan D 98 ini salah satunya TIDAK dijelaskan secara eksplisit namun terkesan disembunyikan dari publik.
Apakah ini merupakan sebuah KODE bahwa terjadi pengkaburan sejarah?
Sunda (Suku Sunda) memiliki budaya yang tinggi hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa benda cagar budaya baik itu budaya benda dan tak benda.
Sebagai contoh budaya tak benda adalah sistem perhitungan bercocok tanam, jodoh, rezeki dan yang lainnya yang dikenal dengan nama paririmbon sunda atau primbon sunda. Sistem ini sama dengan primbon jawa yang berlaku di suku jawa.
Namun, yang lebih menarik perhatian penulis adalah tentang sistem kalender sunda atau disebut dengan kala sunda yang mulai dilirik peneliti. Namun tidak seluruhnya suku Sunda tidak dikenali, ada beberapa kebudayaan sunda yang sudah mendunia diantaranya tari jaipong, alat musik tradisional sunda seperti kecapi, karinding dan lain sebagainya.
Penulis pun akhirnya mencoba menelusuri eksistensi kalender sunda dan primbon sunda dengan mendatangi beberapa kaolotan di wilayah banten selatan diantaranya kaolotan citorek dan kaolotan cisungsang yang masih memegang tradisi asli sunda. Pembahasan tentang kalender sunda akan penulis bahas dilain kesempatan dan fokus utama kali ini adalah tentang primbon sunda.
Bagi sebagian masyarakat Sunda, ketika akan memulai sesuatu pasti selalu didasarkan pada perhitungan dengan cara bertanya pada sesepuh atau kokolot. Hal tersebut merupakan sebuah kebiasaan dan tak bisa diubah karena sebagian masyarakat sunda percaya bahwa segala sesuatu didasarkan pada perhitungan.
Sebagai orang sunda, saya pun pernah diajari cara menghitung berdasarkan primbon sunda yang didapat dari almarhum kakek saya. Kakek saya mengajarkan bagaimana cara menghitung kecocokan jodoh, hari baik atau pun hari buruk.
Berdasarkan penelusuran penulis didapati fakta bahwa asal usul primbon sunda masih misteri. Beberapa kokolot dan Ahli Pananyaan yang didatangi penulis tidak dapat menyebutkan dengan jelas siapa penulis primbon sunda ini dan darimana primbon sunda ini berasal.
Pada dasarnya para kokolot hanya memberikan ucapan tersirat bahwa primbon sunda merupakan kitab atau buku yang berasal dari cirebon jawa barat dan tokoh yang mempopulerkan primbon sunda adalah Ki Buyut Arsitem.
Tentang asal muasal primbon sunda, para kokolot hanya menyebutkan bahwa primbon sunda berasal dari kitab mujarobat dan tokoh yang paling berperan adalah syekh Ja'far Sodik,
Hitungan dalam primbon sunda dikenal dengan istilah NAKTU ( dalam bahasa jawa disebut Neptu) yang menentukan seseorang apakah akan bernasib baik atau buruk, apakah seseorang berjodoh atau tidak.
Ada 5 perhitungan naktu dalam primbon sunda yaitu naktu 3, naktu 4, naktu 5, naktu 6 dan naktu 7 yang akan penulis jelaskan dalam artikel lainnya.
Sistem perhitungan sunda juga mengenal istilah mata angin untuk menentukan perjalanan atau usaha, misalnya seseorang lahir hari minggu maka pada hari selasa sebelum keluar rumah dia harus menghadap ke barat.
Pengaruh globalisasi ini menggeser nilai-nilai budaya sehingga perlu diterapkan atau dibuat kurikulum budaya sebagai salah satu cara untuk tetap mempertahankan eksistensi budaya sunda.
"Urang sunda, hayu urang mumule budaya urang sorangan". Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca pengenalan primbon sunda .
Dalam primbon sunda juga dikenal istilah kedutan anggota tubuh, arti datangnya haid bagi wanita berdasarkan hari dan tanggal, arti mimpi, arti gempa dan lainnya.
Masyarakat sunda percaya bahwa setiap siklus kehidupan manusia meliputi jam, hari, tanggal, bulan dan tahun mempunyai makna tersendiri. Semua siklus kehidupan tersebut mempunyai hitungan tersendiri dan setiap hasil dari perhitungan paririmbon sunda memiliki arti dan makna tertentu.
Daftar Isi
Bagi masyarakat sunda ketika akan melaksanakan suatu pagawean (kegiatan) bercocok tanam, hajatan (pesta perkawinan atau khitanan), membangun rumah harus didasarkan pada hitungan dengan cara bertanya kepada pupuhu atau kokolot.
Pupuhu atau kokolot adalah gelar untuk orang yang dianggap tua atau tokoh masyarakat yang mempunyai pengetahuan lebih baik dari orang sunda lainnya terutama masalah adat sunda.
Pupuhu atau kokolot juga merupakan pemangku adat yang dipercaya sebagai orang yang dapat membantu permasalahan masyarakat sunda sehingga ketika orang sunda akan melaksanakan suatu kegiatan selalu bertanya pada kokolot atau pupuhu.
Demi pemahaman yang lebih mendalam tentang primbon sunda maka penulis mencoba menggali lebih jauh lagi tentang sejarah suku sunda dan sejarah primbon sunda.
Sejarah Suku Sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang mendiami wilayah yang disebut dengan tatar pasundan yaitu suatu wilayah di bagian paling barat pulau jawa meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten dan sebagian wilayah Jawa Tengah.Suku sunda dikenal sebagai suku yang ramah dan senang bercanda, senang gotong royong dan membantu sesama. Suku sunda juga mempunyai sejarah yang panjang dari masa sebelum masehi sampai dengan sekarang.
Banyak yang tidak mengenal sejarah sunda secara utuh dan menyeluruh dikarenakan bukti-bukti yang mendukung eksistensi urang sunda di masa lampau masih minim.
Akan tetapi, jika kita menggali lebih dalam lagi tentang peninggalan suku sunda di masa lampau, banyak sekali bukti yang mendukung teori bahwa sunda adalah suku yang paling berbudaya di masa lampau.
Sebagai contoh tingginya budaya sunda adalah dengan ditemukannya situs purbakala gunung padang, situs purbakala citorek dan situs-situs purbakala lainnya yang tidak di ekspos seperti halnya yang ada di daerah penulis yang dikenal dengan HASTA KABAYAN.
Hasta kabayan adalah tumpukan batu megalitikum mirip seperti situs purbakala gunung padang dimana batu berbentuk segi empat (kotak) dengan tingkat presisi yang tinggi.
Perbedaan situs hasta kabayan dengan gunung padang adalah ada pada penempatan susunan batunya. Situs purbakala hasta kabayan dibuat memanjang seperti halnya kayu yang dibiarkan tergeletak dengan panjang kurang lebih 2 meter.
Situs purbakala hasta kabayan terletak di gunung cikarae desa pondokpanjang kecamatan cihara kabupaten lebak provinsi banten.
Selain situs purbakala hasta kabayan juga terdapat situs purbakala lainnya yaitu situs purbakala yang terletak di Citorek yang dikenal dengan nama situs Citorek.
Beberapa waktu lalu, salah satu teman penulis datang kesana dan mengabadikan momen di situs purbakala citorek.
Sejarah sunda dalam terminologi modern terbagi kedalam 3 masa yang disebut dengan Purwayuga dan 1 masa jaman kerajaan yang dimulai dari tahun 103 Masehi.
Definisi purwayuga dalam bahasa indonesia adalah jaman purba atau dalam bahasa sunda lainnya disebut jaman nirleka ( masa silam), yaitu:
- Prathama Purwayuga, Fase kehidupan manusia Satwapurusa
- Dwitiya Purwayuga, Fase kehidupan manusia yaksa
- Tritiya Purwayuga, Fase kehidupan manusia kerdil (wamana purusa)
Setelah melewati fase nirleka, maka sejarah sunda baru muncul dengan ditemukannnya beberapa menhir peninggalan jaman kerajaan sunda awal di dukuh Pulasari Pandeglang, Banten sebagaimana dimuat dalam Naskah Wangsakerta diantaranya Menhir Sanghiyang Dengdek, Sanghiyang Heuleut, Batu Goong, Batu Cihanjuran, Batu Lingga Banjar, Batu Parigi.
Kemudian pada tahun 132 Masehi muncullah kerajaan pertama di Nusantara yang disebut dengan Kerajaan Salakanagara sebagaimana Ptolemeus menyebutnya sebagai Negeri Perak yang dipimpin oleh Dewawarman yang merupakan menantu dari Aki Tirem penguasa Dukuh Pulasari.
Kerajaan salakanagara bertahan selama 232 tahun yaitu dari 130 Masehi sampai dengan 362 Masehi dan sebagai penggantinya adalah kerajaan tarumanagara.
Selain kerajaan tarumanagara, di tatar pasundan juga berdiri kerajaan-kerajaan lain yaitu kerajaan sunda, kerajaan galuh, kerajaan pakuwan, kerajaan sumedang larang, kerajaan pajajaran dan kerajaan banten surosowan.
Ada yang menarik perhatian penulis disini dari kerajaan-kerajaan yang pernah ada di tatar pasundan diatas yaitu kerajaan sunda. Bukti kerajaan sunda adalah ditemukannya Prasasti Sanghyang Tapak di cicatih Sukabumi.
Prasasti ini berisi larangan tentang menangkap ikan di sungai Cicatih dan berisi mantera pada prasasti ke-4 akan tetapi tidak dipublikasikan ke publik.
Sejarawan hanya menterjemahkan 3 prasasti pertama dan satu prasati lainnya tidak dipublikasikan sebagaimana bukti sejarah pada umumnya.
Prasati dengan Kode D 73 (Cicatih), D 96, D 97, dan D 98 ini salah satunya TIDAK dijelaskan secara eksplisit namun terkesan disembunyikan dari publik.
Apakah ini merupakan sebuah KODE bahwa terjadi pengkaburan sejarah?
Sunda (Suku Sunda) memiliki budaya yang tinggi hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa benda cagar budaya baik itu budaya benda dan tak benda.
Sebagai contoh budaya tak benda adalah sistem perhitungan bercocok tanam, jodoh, rezeki dan yang lainnya yang dikenal dengan nama paririmbon sunda atau primbon sunda. Sistem ini sama dengan primbon jawa yang berlaku di suku jawa.
Namun, yang lebih menarik perhatian penulis adalah tentang sistem kalender sunda atau disebut dengan kala sunda yang mulai dilirik peneliti. Namun tidak seluruhnya suku Sunda tidak dikenali, ada beberapa kebudayaan sunda yang sudah mendunia diantaranya tari jaipong, alat musik tradisional sunda seperti kecapi, karinding dan lain sebagainya.
Penulis pun akhirnya mencoba menelusuri eksistensi kalender sunda dan primbon sunda dengan mendatangi beberapa kaolotan di wilayah banten selatan diantaranya kaolotan citorek dan kaolotan cisungsang yang masih memegang tradisi asli sunda. Pembahasan tentang kalender sunda akan penulis bahas dilain kesempatan dan fokus utama kali ini adalah tentang primbon sunda.
Kembali Ke Daftar Isi
Mengenal Primbon Sunda Secara Lengkap
Primbon (Jawa) atau Paririmbon (Sunda) adalah sistem perhitungan yang didasarkan pada tanggal, hari, bulan atau tahun lahir untuk meramalkan sesuatu tentang hal baik atau hal buruk.Bagi sebagian masyarakat Sunda, ketika akan memulai sesuatu pasti selalu didasarkan pada perhitungan dengan cara bertanya pada sesepuh atau kokolot. Hal tersebut merupakan sebuah kebiasaan dan tak bisa diubah karena sebagian masyarakat sunda percaya bahwa segala sesuatu didasarkan pada perhitungan.
Sebagai orang sunda, saya pun pernah diajari cara menghitung berdasarkan primbon sunda yang didapat dari almarhum kakek saya. Kakek saya mengajarkan bagaimana cara menghitung kecocokan jodoh, hari baik atau pun hari buruk.
Kembali Ke Daftar Isi
Asal usul primbon sunda
Darimana primbon sunda ini berasal? Merupakan pertanyaan besar bagi penulis darimana primbon ini berasal dan siapa yang mengarang kitab paririmbon sunda ini?Berdasarkan penelusuran penulis didapati fakta bahwa asal usul primbon sunda masih misteri. Beberapa kokolot dan Ahli Pananyaan yang didatangi penulis tidak dapat menyebutkan dengan jelas siapa penulis primbon sunda ini dan darimana primbon sunda ini berasal.
Pada dasarnya para kokolot hanya memberikan ucapan tersirat bahwa primbon sunda merupakan kitab atau buku yang berasal dari cirebon jawa barat dan tokoh yang mempopulerkan primbon sunda adalah Ki Buyut Arsitem.
Tentang asal muasal primbon sunda, para kokolot hanya menyebutkan bahwa primbon sunda berasal dari kitab mujarobat dan tokoh yang paling berperan adalah syekh Ja'far Sodik,
Kembali Ke Daftar Isi
Sistem perhitungan primbon sunda
Sama halnya dengan primbon jawa, primbon sunda memiliki dasar perhitungan yang sama dengan primbon jawa. Yang menjadi patokan perhitungan primbon sunda adalah:- Huruf atau aksara
- Hari
- Tanggal Lahir
- Bulan Lahir
- Tahun
- Pasaran
- Wuku
Hitungan dalam primbon sunda dikenal dengan istilah NAKTU ( dalam bahasa jawa disebut Neptu) yang menentukan seseorang apakah akan bernasib baik atau buruk, apakah seseorang berjodoh atau tidak.
Ada 5 perhitungan naktu dalam primbon sunda yaitu naktu 3, naktu 4, naktu 5, naktu 6 dan naktu 7 yang akan penulis jelaskan dalam artikel lainnya.
Sistem perhitungan sunda juga mengenal istilah mata angin untuk menentukan perjalanan atau usaha, misalnya seseorang lahir hari minggu maka pada hari selasa sebelum keluar rumah dia harus menghadap ke barat.
Kembali Ke Daftar Isi
Kesimpulan
Primbon sunda merupakan nilai budaya yang tinggi untuk masyarakat sunda sehingga eksistensinya harus dipertahankan sebagai benda cagar budaya. Perkembangan jaman yang semakin modern membuat generasi muda sunda tidak mengenal budayanya sendiri termasuk kalender sunda dan primbon sunda sehingga lambat laun budaya tersebut hilang.Pengaruh globalisasi ini menggeser nilai-nilai budaya sehingga perlu diterapkan atau dibuat kurikulum budaya sebagai salah satu cara untuk tetap mempertahankan eksistensi budaya sunda.
"Urang sunda, hayu urang mumule budaya urang sorangan". Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca pengenalan primbon sunda .
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Primbon Sunda Sebagai Kebudayaan"
Posting Komentar